Menurut kaca mata Tantra, segala sesuatu yang bersifat duniawi dapat ditransformasikan menjadi kualitas-kualitas Ilahi. Sex misalnya, tidak dianggap sebagai sesuatu yang tabu atau rendah, tapi sebaliknya sebagai sarana untuk menggapai Ketuhanan.
Budaya modern melihat sex sebagai lahan untuk mengeksploitasi tubuh manusia kemudian menghidangkannya secara visual lalu lahirlah Industri pornografi demi pemuasan birahi dan meraup big fat money. Budaya seperti ini secara tak sadar telah merusak pola pikir manusia, alhasil sex melulu dipandang sebagai sesuatu yang erotis dan industrialis. Lain halnya dengan Tantra melihat sex sebagai energi murni, manifestasi nilai-nilai Esoteris, sesuatu yang natural dan juga bukan amoral, sesuatu yang sangat berharga dan suci, tidak dapat dinilai dengan uang.
Sex menjadi kotor karena pikiran manusia telah dipenuhi oleh kekotoran batin, sex menjadi porno karena pikiran manusia telah dibentuk oleh industri pornografi.
Agama melihat sex sebagai perilaku hewaniah yang jika dilembagakan dengan ikatan pernikahan akan menjadi sesuatu yang suci sekaligus tangga untuk mendapatkan berkah Tuhan. Tantra tidak peduli dengan perilaku, tidak peduli dengan lembaga, Tantra hanya peduli pada teknik bagaimana merubah apapun menjadi Ilahi.
Masyarakat India terbiasa mensakralkan simbol Lingga dan Yoni sebagai perlambang penyatuan energi feminin dan maskulin. Tradisi Samawi melihat Adam dan Hawa di surga tanpa busana sebagai penggambaran alam surgawi bukan pornografi, bahkan lukisan "pengadilan terakhir" di langit-langit kapel Sistina di Vatikan penuh dengan unsur "ketelanjangan". Situs Hajar Aswad, memiliki kemiripan dengan simbol Yoni. Semua itu tentunya tidak dibuat secara sembarangan, namun memiliki makna filosofis mendalam yang berkaitan dengan Ketuhanan.
Para orang tua mencoba menitikberatkan unsur moralitas dalam edukasi sex, pandangan ini tidak salah, tapi pada akhirnya malah menciptakan generasi yang kaku dan rentan dicap tidak bermoral jika tidak sejalan dengan doktrin yang telah ditanamkan.
Jika menurut kitab-kitab suci bahwa Tubuh manusia adalah rumah Tuhan, Kuil Suci, Bait-Allah, maka semua yang ada pada tubuh, termasuk organ sex dan perilaku sex manusia semestinya juga termasuk dalam bagian dari Ke-Ilahian.
Jika demikian, berati Tantra juga bisa dong dikatakan sebagai doktrin dalam bentuk yang berbeda ? Bukankah Tantra terbebas dari doktrin?
Tantra tentunya akan kembali kepada naturnya, melihat apapun sebagai sesuatu yang dapat ditransformasikan menjadi Keilahian, termasuk juga doktrin-doktrin.
Bali, 25 Maret 2021... Elad Roisman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar