Apakah anda percaya Kehidupan Kembali ?
Pernah gak sih kepikiran kadang-kadang hidup ini kok gak adil ya? Kenapa ada orang yang dilahirkan di keluarga miskin? dan ada manusia yang hidup dengan cacat bawaan sejak lahir, lalu tidak sedikit pula anak yang tumbuh di negara konflik dimana mereka sehari-hari harus berhadapan dengan teror, ketakutan, peperangan hingga kelaparan. Beberapa manusia ada yang berjuang keras berjibaku melawan penyakit-penyakit kronis? Sedangkan di belahan bumi lain, sebagian orang terlahir di lingkungan keluarga kaya-raya yang hidupnya penuh dengan kemudahan dan kebahagiaan?
Tidak sedikit pula orang-orang yang sudah berusaha sekuat tenaga mewujudkan cita-cita mereka namun tidak kunjung meraih kesuksesan. Kenapa ya ada orang yang tampaknya mudah sekali wewujudkan mimpi-mimpi mereka tanpa harus bersusah-payah?... apakah Tuhan tidak adil?.. apakah alam semesta ini begitu pilih kasih? Apakah kehidupan yang kita jalani sekarang ini sudah ketentuan final yang mau gak mau harus kita terima begitu saja? tidak bisakah kita keluar dari kesulitan-kesulitan hidup? apakah kita lantas harus menyerah saja dan menyalahkan situasi?
Siapakah yang bisa menjelaskan semua ini? kemanakah kita harus mencari tahu akar persoalannya? Apakah ada suatu penjelasan sederhana atau gagasan yang dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mudah? Atau mungkin saja alam semesta ini sudah memberikan petunjuk-petunjuk melalui kejadian-kejadian yang kita alami sehari-hari, namun karena tidak memperhatikannya membuat kita masih belum dapat memahami phenomena kehidupan di alam semesta ini?
--------------------------------------------------------------------------
James Leininger namanya, seorang anak laki-laki dari pasangan Bruce dan Andrea Leininger yang tinggal di Loussiana Amerika Serikat. Baby James dilahirkan pada tanggal 10 April 1998 atau tepatnya 22 tahun yang lalu. Pada awalnya James terlihat normal-normal saja seperti umumnya bayi-bayi lainnya. Tidak ada tampak tanda-tanda kejanggalan apapun. Tapi siapa yang menyangka, ternyata perilaku uniknya mulai muncul seiring James mulai bisa berbicara.
Ketika masih berumur 22 bulan, Ayahnya mengajak James mengunjungi sebuah museum penerbangan di kota Dallas. Anak itu tampak terpesona melihat beraneka jenis pesawat-pesawat, kedua matanya seolah tak ingin lepas memandang ke arah pesawat tempur tua peninggalan zaman perang dunia kedua. Setelah menghabiskan waktu berjam-jam berkeliling, James membeli pesawat mainan dan video tentang pasukan angkatan laut untuk dibawa pulang. Ia sangat menyukai video itu dan tak pernah bosan menonontonnya berulang-ulang kali selama berminggu-minggu, dari sana orang tuanya menyadari James kecil memiliki kecintaan dan passion terhadap pesawat tempur. Mereka sering terheran-heran dengan komentar James yang mengetahui begitu banyak hal tentang seluk-beluk pesawat terbang melebihi dari yang disajikan di dalam video. Entah dari mana James mendapatkan informas-informasi tambahan itu.
Pada suatu hari di musim semi, untuk kedua kalinya James bersama Ayahnya berkunjung lagi ke museum yang sama, James terlihat sangat bersemangat. Ia menunjuk-nunjuk ke arah sebuah pesawat sambil berdiri dengan tatapan yang penuh kekaguman. Sejak peristiwa itu, ia sering spontan berbicara sendiri: “Pesawatnya jatuh terbakar”.....pesawatnya jatuh terbakar”!! sambil menjatuhkan pesawat mainan yang ada ditangannya ke atas meja. James terus bermain seperti itu berulang-ulang kali.
Bahkan dalam tidurnya, James sering menggigau dengan terus berteriak sambil meronta-ronta dan menendang-nendangkan kakinya ke udara “Pesawatnya jatuh,….pesawatnya terbakar…, laki-laki kecil itu tidak bisa keluar!”
Beberapa bulan kemudian, menjelang tidur James menceritakan mimpi yang dialaminya tersebut kepada orang tuanya, bahwa pesawat yang ia kemudikan terbakar akibat ditembak oleh tentara Jepang. Dua minggu setelah peristiwa itu, James menceritakan lebih rinci ciri-ciri pesawat di dalam mimpinya yang merupakan jenis Corsair, yaitu pesawat tempur yang banyak diproduksi pada masa perang dunia kedua.
Pada tanggal 27 Agustus tahun 2000, saat memasuki usia 28 Bulan, James memberi tahu orang tuanya bahwa ia pernah menerbangkan pesawat dari sebuah kapal induk bernama ‘Natoma’. Ayahnya menjadi semakin penasaran dan mulai mengumpulkan potongan-potongan informasi demi informasi dan melakukan riset mandiri berdasarkan petunjuk yang dikatakan oleh anaknya itu. Sang Ayah akhirnya menemukan kapal yang dimaksud adalah ‘Natoma Bay’, sebuah kapal induk Amerika yang ditempatkan di samudra Pasifik selama perang dunia kedua.
“Siapa laki-laki kecil yang terperangkap di dalam pesawat itu nak?” Tanya Ayah James beberapa kali. Dia selalu menjawab dengan “Aku Yah “. Di kesempatan lain ia menjawabnya dengan namanya sendiri “ James”. Beberapa hari setelah itu orang tuanya mengajukan pertanyaan lain “ Apakah kamu ingat ada orang lain bersama laki-laki kecil itu?” James menyebutkan sebuah nama lain “Jack Larsen”.
Ketika James berusia 2,5 tahun, Ayahnya berencana membelikan sebuah buku yang berjudul : “The Battle of Iwojima” sebagai kado natal. James menunujuk ke gambar sebuah pulau yang di potret dari udara dimana terlihat gunung berapi Suribachi pada salah satu halaman buku, ia lalu berkomentar: “Disana pesawatku ditembak jatuh ayah.”
Seminggu setelah itu, Bruce ayahnya James menghubungi seorang veteran mantan anggota dari kapal Natoma Bay dengan maksud mencari tahu siapakah Jack Larsen ini? apakah orang ini benar-benar ada? Hanya sedikit informasi dapat digali dari percakapannya dengan veteran itu, memang benar ada seseorang pilot yang bernama Jack Larsen. Pada masa lalu ia pernah menerbangkan pesawat tempurnya akan tetapi tak ada informasi apakah ia kembali lagi ke kapal induk. tidak ada seorangpun yang mengetahui dengan pasti apa yang terjadi padanya.
Karena mimpi buruk yang dialami oleh anaknya terus berlanjut , orang tua James mencoba menghubungi Carol Bowman, seorang wanita penulis buku yang berjudul “Children’s Past Lives” mereka saling berkomunikasi intens via surat-menyurat membahas kasus James. Nah Singkat cerita, berkat penjelasan dan saran-saran Bowman, Ibu James mulai dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi pada putranya yang memiliki ingatan terhadap kehidupan masa lampaunya.
Ayah dan Ibu James menceritakan ketika putra mereka sudah bisa menggambar, James sering melukis ratusan adegan peperangan yang melibatkan pesawat tempur, tepat di bawah gambar bikinannya. James mambubuhkan tanda tangan “James 3”. Saat mereka menanyakan soal tanda tangan itu, James menjelaskan bahwa angka tiga tersebut bukanlah tentang umurnya, melainkan tentang dirinya. Ia terus menggambar hal yang sama dan selalu menuliskan nama itu sampai ia memasuki usia empat tahun.
Pada bulan Januari 2002, stasiun TV ABC mengundang kedua orang tua James untuk diwawancarai dalam program acara “Strange and Mysteries”. Pada saat itu sosok James Houston yang belakangan diketahui sebagai James kecil di masa lalu belum teridentifikasi.
Sebulan setelah interview tersebut, Ayah James menghadiri sebuah acara reuni pertama para mantan anggota kapal Natoma, melalui percakapan dengan para veteran Ia mendapatkan informasi tentang Jack Larsen yang dicari-carinya ternyata berhasil selamat dari perang tersebut dan masih hidup. Ayah James segera mengunjunginya untuk menanyakan beberapa hal. Dari laki-laki itu didapatkan informasi bahwa hanya ada satu orang pilot saja yang hilang selama perang “Battle Iwojima” tersebut yaitu seorang pemuda berumur 21 tahun dari Pennsylvania bernama James Houston.
Dari kisah itu disimpulkan bahwa James Leininger adalah salah satu contoh kasus anak-anak yang dapat mengingat memory masa lampaunya atau kehidupannya di masa lalu dengan jelas dimana ia pernah menjadi seorang pilot angkatan laut yang bernama James Houston.
Demikianlah salah satu dari 2500 kasus reinkarnasi pada anak-anak yang diteliti oleh Jim B. Tucker melalui laporannya yang diberi judul : The Case of James Leininger : An American case of the reincarnation yang diunduh di www.reserachgate.net, cpestudies.com dan www.sciencedirect.com. Sekedar informasi, phenomena tentang reinkarnasi juga telah diteliti oleh Universitas Virginia selama 50 tahun.
Selama hampir 15 tahun, Tucker telah meneliti anak-anak yang mengaku mengetahui inkarnasi masa lampau mereka. Memori tersebut dapat diingat saat sang anak berusia 2-6 tahun. Mereka kadang-kadang dapat menceritakan past-life mereka dengan detail sehingga dapat dijadikan petunjuk untuk ditelusuri lebih lanjut. Tucker menduga terjadinya reinkarnasi tak lepas dari pandangan ilmuwan seperti Max Planck, yang dikenal sebagai bapak teori kuantum. Beliau memandang bahwa kesadaran adalah hal yang paling mendasar dimana materi berasal darinya.
Jadi dalam kasus reinkarnasi, kesadaran tidak harus bergantung pada otak fisik untuk bertahan hidup dan ia dapat berlanjut setelah otak dan tubuh mengalami kematian, kesadaran akan melekat pada otak yang baru, lalu muncul kembali sebagai kenangan masa lampau. Hipotesa Tucker ini sejalan dengan konsep reinkarnasi yang dipercayai oleh berbagai tradisi spiritual kuno dan agama-agama dari India seperti Hindu dan Buddhisme, bahkan secara tersirat juga tercantum dalam teks-teks kitab-kitab suci agama-agama samawi.
Dalam Buddhisme reinkarnasi sering dikenal dengan istilah ‘tumimbal lahir, dimana kesadaran manusia akan mengalami kehidupan berulang-ulang kali hingga ia dapat melepaskan diri dari ikatan Karma.
Apakah kita benar-benar terlahir lagi? Apakah reinkarnasi benar-benar nyata ?
Ian Stevenson Psikiatris dan peneliti dari Virginia University berkebangsaan Canada pernah menulis banyak buku terkait hasil risetnya tentang reinkarnasi, diantaranya yang paling terkenal adalah “Where Reincarnation and Biology Intersect” (Ketika Reinkarnasi dan Biologi Bertemu). Buku ini berupaya menjelaskan hubungan ciri-ciri fisik atau tanda-tanda lahir yang dimiliki oleh seseorang berkaitan dengan kejadian-kejadian yang dialami pada kehidupan masa lampaunya. Bukti-bukti adanya hubungan diantara kedua hal tersebut semakin mendukung kebenaran tentang reinkarnasi.
Melalui sebuah riset yang cukup panjang Dr. Walter Semkiw, seorang peneliti yang meneruskan riset-riset Ian Stevenson, yang juga menjabat sebagai President for Institut for Integratif System Intution and Spirit sekaligus editor dari www.reincarnationresearch.com. Dalam buku “Born Again” ia menceritakan reinkarnasi yang berhubungan dengan memori masa kanak-kanak seperti yang dialami oleh gadis kecil bernama Barbro Karlen yang dapat mengingat kehidupan lampaunya dengan sangat jelas sebagai Anne Frank. Selain itu, Walter Semkiw juga menyajikan hasil riset-risetnya terhadap kasus reinkarnasi yang dialami oleh tokoh-tokoh dunia dan selebriti terkenal.
Lalu muncul pertanyaan, mengapa kita mengalami reinkarnasi ?
Hidup sebagai manusia di dunia ini adalah anugrah yang paling besar. Banyak kesempatan terbentang luas, kita dapat melakukan apapun yang kita inginkan, tapi sepertinya kita tidak memiliki pilihan lain karena hidup berlaku seperti sebuah sekolah dimana kita diharapkan dapat terus belajar dari masa lalu agar kita dapat lulus dari pelajaran-pelajaran yang diberikan dan akhirnya mampu naik kelas menjadi pribadi yang lebih berkesadaran dan bijaksana.
Kehidupan dan kematian dapat terjadi berulang-ulang kali, namun hal ini bukanlah sesuatu yang menguntungkan, karena memberikan peluang kepada kita untuk terlahir kembali di lingkungan yang tidak menyenangkan. Perbuatan-perbuatan kita dan kesadaran kita di masa lalu meninggalkan jejak-jejak yang powerful untuk menghasilkan wujud reinkarnasi yang bersesuaian di kehidupan yang sekarang. Perbuatan baik yang pernah kita lakukan mendatangkan kebahagiaan dan hal-hal yang positif, begitu juga dengan perbuatan buruk di kehidupan masa lalu, akan berpeluang menghasilkan hal-hal yang tidak menyenangkan di kehidupan sekarang. Reinkarnasi terjadi karena kita masih memiliki karma. Dalam kata lain: “kita adalah pencipta dari kehidupan kita sendiri.”
Apa manfaat mempelajari reinkarnasi?
Mari kita kembali kepada pertanyaan-pertanyaan di paragraf pertama. Hidup memang terlihat tidak adil jika kita mengabaikan gagasan tentang reinkarnasi dan tidak mengetahui apa hubungannya dengan karma. Kenapa ada manusia yang terlahir di keluarga miskin bukanlah sekonyong-konyong karena kebetulan tanpa penyebab, tapi karena karma masa lalunya yang mungkin telah banyak merugikan orang lain kemudian menghasilkan kehidupan kembali di dalam keluarga yang miskin.
Tidak ada seorangpun yang menginkan terlahir dengan cacat bawaan. Menurut hukum karma kondisi tersebut berhubungan dengan perilaku di kehidupan masa lampaunya pernah menyakiti mahluk hidup lain. Seseorang yang dulunya pernah menyebabkan konflik, perang, kelaparan dan menebar teror akan membuatnya berpeluang untuk lahir kembali di kondisi yang serupa. Mereka yang saat ini menderita berbagai penyakit yang parah bisa juga dikarenakan perbuatannya negatifnya terhadap orang lain di masa lalu.
Coba lihatlah orang-orang terdekat yang ada di dalam circle kita saat ini, bisa jadi dahulunya mereka pernah memiliki hubungan atau ikatan karma dengan kita. Barangkali ibu kita, ayah kita, anak kita, pasangan kita, sahabat atau guru-guru kita dikehidupan sekarang ini bukanlah orang-orang baru, mereka pernah memiliki hubungan yang dekat dengan kita di zaman dahulu. Begitu juga dengan orang-orang yang mendapatkan banyak kemudahan dalam meraih kesuksessan dan menikmati previlage yang berlimpah atau terlahir di keluarga yang kaya raya pada kehidupan sekarang ini tentunya tidak terlepas dari banyaknya karma baik yang telah ia kumpulkan di masa lampau.
Penjelasan ini juga mejawab pertanyaan kenapa ada sebagian orang yang walaupun sudah bekerja dengan cukup keras dan sungguh-sungguh tapi belum juga mencapai apa yang mereka inginkan hal ini disebabkan oleh kurangnya karma baik mereka di masa lalu.
Kita semua mungkin sudah pernah terlahir berulang-ulang dalam kondisi saya sebutkan diatas, saking banyaknya reinkarnasi yang sudah kita jalani, pastinya kita pernah terlahir sebagai seorang yang beragama islam, seorang hindu, seorang Kristen, seorang pengikut Buddha atau bahkan mungkin seorang atheis, dengan menyadari dan mengetahui siapa kita sesunguhnya di kehidupan sebelumnya apakah masih relevan jika saat ini kita masih sering berdebat dan mempermasalahkan perbedaan agama kita dengan agama orang lain? Sangat mungkin pula orang-orang yang kita anggap asing atau orang-orang yang tidak kita sukai saat ini dahulunya pernah punya hubungan keluarga atau saudara kandung kita sendiri.
Kita semua sejatinya adalah mahluk universal yang pernah menyicipi semua agama yang ada di bumi ini dan saling bersaudara satu sama lainnya.
Jika semua orang mau mempelajari, mencari tahu dan menelusuri reinkarnasi mereka di masa lampau, maka sangat mungkin kita akan memiliki pemahaman yang sama tentang ini, kelak akan timbul rasa persaudaraan diantara sesama manusia sehingga kedamaian di dunia ini pada akhirnya dapat terwujud.
Sobat-sobat semuanya tidak harus mempercayai apapun saya ceritakan disini, kalian dapat melakukan riset sendiri melalui literatur-literatur yang ada atau memeriksanya dengan kekuatan indra ke-6 atau merenungkan dengan sangat hati-hati apakah reinkarnasi benar-benar sebuah realita ataukah hanya konsep bikinan manusia.
Tapi coba bayangkan, dengan mengetahui reinkarnasi dan melalui penelusuran kembali kehidupan lampau, banyak sekali memberikan manfaat-manfaat lainnya. Misalnya, kita dapat dengan mudah menemukan passion kita sesungguhnya, kita dapat mengatasi trauma-trauma atau gangguan mental yang sering kita alami, kita dapat mengetahui kenapa sih kita dilahirkan didunia ini, kita juga bisa mencari tahu kenapa kita memiliki ikatan emosional dengan beberapa orang dan merasa kesulitan berhubungan dengan orang lainnya dan yang terpenting dari semua itu, dengan mengetahui masa lalu, akan memberikan informasi-informasi berharga yang kita butuhkan untuk membantu kita bertransformasi secara menyeluruh menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Gitu aja sih…
Bali, 18 Maret 2021... Elkasia369