Butuh miliaran tahun untuk Bumi ini terbentuk seperti sekarang, tidak banyak planet seperti Bumi yg mana sangat lengkap memiliki komponen-komponen untuk mendukung kehidupan, artinya apapun yg kita butuhkan semuanya berasal dari Bumi.
Bagaimana jika Bumi ini rusak? Sungai-sungai mati, udara kotor, suhu meningkat, hingga ia menjadi stress. Apakah perlu menunggu sampai ada letusan gunung berapi maha dahsyat seperti Toba dan Tambora sehingga orang-orang baru sadar bahwa Bumi ini perlu dirawat. Siapa lagi yang dapat melakukannya kalau bukan kita.
Dear Ibu Pertiwi atau Ibu Bumi atau Ibu Gaia maafkan kami yang selama ini telah melupakanmu. Dari sekian miliar manusia mungkin hanya hitungan jari jumlah orang yang memiliki kesadaran untuk memberikan energi healing kepada mu.
Kenapa kita harus merawat Bumi? Apakah tega kita mewariskan Bumi yang rusak kepada anak cucu kita kelak?
Bagaimana jika nanti setelah meninggal kita terlahir lagi di Bumi sedangkan kondisinya pada saat itu telah rusak, apakah keadaan seperti itu yang kita inginkan?
Kami menyadari engkau akan memberikan energi penyembuhan kepada siapapun yang selalu memiliki Kesadaran untuk mengirimkan energi penyembuhan kepada mu.
Seperti malam ini engkau memeluk kami, mendekap kami dalam pangkuan mu, seolah-olah menemukan kembali anakmu yang hilang.
Semoga cahaya hijau dan putih berterbangan seperti kunang-kunang yang menyembur keluar dari kelopak teratai bercahaya.
OM Mane Pad Me Hum, Permata itu ada di dalam teratai.
Begitulah dulu para bijak bestari, para guru-guru luhur, para leluhur yang terlahir lagi di dimensi yang lebih tinggi memberitahukan kepada kami bahwa kelopak itu selalu mekar diatas ubun-ubun orang-orang yang selalu memurnikan kesadarannya, namun baru kali ini kami mengetahui bahwa kelopak yang lain yang lebih besar berada diatas permukaan Tanah.
OM Mane Pad Me Hum 🏵
Bali, 10 Juli 2021